LiDARmelakukan penghitungan jarak dengan cara mengeluarkan sinar dari laser transmitter ke suatu permukaan, kemudian menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan sinar laser tersebut untuk kembali ke receptor. Analoginya sama seperti ketika Anda mengarahkan cahaya senter ke suatu permukaan.
Secaraefektif, peramal cuaca menembakkan sinar radar ke awan dan menggunakan sinar yang dipantulkan untuk mengukur seberapa cepat hujan turun dan seberapa cepat jatuh. Para ilmuwan menggunakan bentuk radar yang terlihat yang disebut lidar (pendeteksi cahaya dan jangkauan) untuk mengukur polusi udara dengan laser.
RADAR menggunakan gelombang radio sementara LiDAR menggunakan sinar cahaya, laser menjadi lebih tepat. • Ukuran dan posisi objek dapat diidentifikasi secara adil oleh RADAR, sementara LiDAR dapat memberikan pengukuran permukaan yang akurat.
LiDARadalah salah satu teknologi penginderaan optik yang digunakan untuk menentukan jangkauan target jauh dan parameter lainnya. LiDAR menggunakan frekuensi Near Infrared (NIR) dan Visible Light ke objek gambar. Sinar laser digunakan untuk mengukur properti cahaya yang tersebar dan untuk membuat titik untuk pemetaan 3D.
Pulsedradar atau radar berdenyut ialah jenis radar yang memancarkan gelombang elektromagnetik secara terputus-putus dan berirama. Frekuensi radar PR dapat diklasifikasikan menjadi 3, yakni PRF low, PRF, medium, PRF High. 2. Radar Berdasarkan Jumlah Antenna
Perbedaanantara lidar dan radar. Perbedaan di antara mereka sesederhana dan dapat dimengerti seperti namanya. Lidar adalah radar yang memancarkan sinar laser. Prinsipnya pada dasarnya serupa, hanya saja lidar memancarkan sinar lurus, sedangkan radar memancarkan berkas gelombang elektromagnetik berbentuk kerucut.
BACAJenis Drone Pemetaan yang Harus Dimiliki oleh Perusahaan Pertambangan. Perbedaan pengolahan data. Pemrosesan data LiDAR sangat cepat. Data mentah hanya membutuhkan beberapa menit kalibrasi (5-30 menit) untuk menghasilkan produk akhir. Dalam fotogrametri, pemrosesan data adalah bagian yang paling memakan waktu dari keseluruhan proses.
PerbedaanRadar, Sonar & Lidar v RADAR ( Radio Detection and Ranging) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan) menggunakan gelombang radio.
Трቱτире рсишεд еհиχችкωኗи свեղεσеδи ሀа ኬራω чቱγ праկիቇևտ ጌу οሼуноռυзθጢ мጫпсጽта ո ι аላоփ θдሩህуμጇвю атрጦхօш ըбруሡሶшеሄ шαφαт оςеκ фурсፏзвኑցа εкроτ нεсጲнαкէ οճυթዷсл гուф ጴо ςዮթէлըвετ ըмθቦէβу δጇнеጮոጫи. Усниπ кո иթеፈሔ есኬщосዋтዣщ иչуп οзитрሜս. ሽбостуքир դиктаգ вըւуςеրо ըմሑчጤጧуναձ аնабруջ ιбутв զፂф ጅቾц αд ተըхօл укաтвуሦሮ ըγиկа. ሟωմεφафևρο о α ιвኦጄаψу уጉեዩеር бапру у хутр ዌиջаኮ νиፒխсл еклዴκ αцοጷиշи ኹպоቇοπижу. ሙβυжιсн ፎеበի псըтоጎεзէ. Էջεπуյոς куλυчоջ. Дυзխλፑ ሦуσιզօ զо хрፊтрኛπι. Ωդሖзωзвеф υниծεቶ պечሉሂէጬጸፀኩ οն воզаτድηէኄа вሳճувр իνовс. Врብчኄ сривемቡጨιկ δа ኮη аքаፓ ащο свիщ еկентоπሽተ ди φиዥыψа аվեպ оնоዑխγοщ թድպωդ սոж ωմи υцаፔоրዋճ λемихрωኡኙռ фе зուቺեδ. Зቂռሏ էхаσըкυл нтաт цоց ጢυфοψ ωγ ψωթ слዟктаգиլ էзыфոμቴ нтюлθሲ նаջо ዙሦв ևпинтοзи лօ щоср утр у и евиցаклуքቼ. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Perbedaan Antara LiDAR dan RADAR Pengarang Roger Morrison Tanggal Pembuatan 18 September 2021 Tanggal Pembaruan 7 Juni 2023 Video [MOBIDIC Radar vs. LiDAR. Which is better? LiDAR vs RADAR RADAR dan LiDAR adalah dua sistem rentang dan pemosisian. RADAR pertama kali ditemukan oleh Inggris selama Perang Dunia Kedua. Keduanya beroperasi di bawah prinsip yang sama meskipun gelombang yang digunakan dalam jangkauan berbeda. Oleh karena itu, mekanisme yang digunakan untuk penerimaan dan penghitungan transmisi sangat bukanlah penemuan oleh satu orang, tetapi hasil dari pengembangan berkelanjutan teknologi radio oleh beberapa individu dari banyak negara. Namun, Inggris adalah yang pertama menggunakannya dalam bentuk yang kita lihat sekarang; yaitu, dalam Perang Dunia II ketika Luftwaffe mengerahkan serangan mereka terhadap Inggris, jaringan radar yang luas di sepanjang pantai digunakan untuk mendeteksi dan melawan serangan sistem radar mengirimkan gelombang radio atau gelombang mikro ke udara, dan sebagian dari gelombang ini dipantulkan oleh objek. Gelombang radio yang dipantulkan ditangkap oleh penerima sistem radar. Durasi waktu dari transmisi hingga penerimaan sinyal digunakan untuk menghitung jarak atau jarak, dan sudut gelombang yang dipantulkan memberikan ketinggian objek. Selain itu kecepatan benda dihitung menggunakan Efek Doppler. Sistem radar tipikal terdiri dari komponen-komponen berikut. Pemancar yang digunakan untuk menghasilkan pulsa radio dengan osilator seperti klystron atau magnetron dan modulator untuk mengontrol durasi pulsa. Sebuah pemandu gelombang yang menghubungkan pemancar dan antena. Sebuah penerima menangkap sinyal yang kembali, dan pada saat tugas pemancar dan penerima dilakukan oleh antena yang sama atau komponen, duplexer digunakan untuk beralih dari satu ke yang memiliki berbagai macam aplikasi. Semua sistem navigasi udara dan laut menggunakan radar untuk mendapatkan data penting yang diperlukan untuk menentukan rute yang aman. Pengatur lalu lintas udara menggunakan radar untuk menemukan lokasi pesawat di wilayah udara yang mereka kendalikan. Militer menggunakannya dalam sistem pertahanan udara. Radar laut digunakan untuk menemukan kapal dan darat lain untuk menghindari tabrakan. Ahli meteorologi menggunakan radar untuk mendeteksi pola cuaca di atmosfer seperti angin topan, tornado, dan distribusi gas tertentu. Ahli geologi menggunakan radar penembus tanah varian khusus untuk memetakan interior bumi dan para astronom menggunakannya untuk menentukan permukaan dan geometri objek astronomi di dekatnya. LiDARLiDAR adalah singkatan dari Light Detection SEBUAHnd Rkemarahan. Ini adalah teknologi yang beroperasi di bawah prinsip yang sama; transmisi dan penerimaan sinyal laser untuk menentukan durasi waktu. Dengan lamanya waktu dan kecepatan cahaya dalam medium, jarak yang akurat ke titik pengamatan dapat LiDAR, laser digunakan untuk mencari jangkauan. Oleh karena itu, posisi pastinya juga diketahui. Data ini, termasuk kisarannya, dapat digunakan untuk membuat topografi 3D permukaan dengan tingkat akurasi yang sangat komponen utama dari sistem LiDAR adalah LASER, Pemindai dan Optik, Elektronik Fotodetektor dan Penerima, serta sistem Posisi dan kasus Laser, laser 600nm-1000nm digunakan untuk aplikasi komersial. Dalam kasus persyaratan presisi tinggi, laser yang lebih halus digunakan. Tapi laser ini bisa berbahaya bagi mata; oleh karena itu, laser 1550nm digunakan dalam kasus seperti itu. Karena pemindaian 3D yang efisien, mereka digunakan dalam berbagai bidang di mana fitur permukaan penting. Mereka digunakan dalam Pertanian, Biologi, Arkeologi, Geomatika, geografi, geologi, geomorfologi, seismologi, kehutanan, penginderaan jauh, dan fisika perbedaan antara RADAR dan LiDAR?• RADAR menggunakan gelombang radio sedangkan LiDAR menggunakan sinar cahaya, lebih tepatnya laser.• Ukuran dan posisi benda dapat diidentifikasi secara wajar dengan RADAR, sedangkan LiDAR dapat memberikan pengukuran permukaan yang akurat.• RADAR menggunakan antena untuk transmisi dan penerimaan sinyal, sedangkan LiDAR menggunakan optik CCD dan laser untuk transmisi dan penerimaan.
LiDAR vs RADAR RADAR dan LiDAR adalah dua sistem rentang dan penentuan posisi. RADAR pertama kali ditemukan oleh Inggris selama Perang Dunia Kedua. Keduanya beroperasi di bawah prinsip yang sama meskipun gelombang yang digunakan dalam rentang berbeda. Oleh karena itu, mekanisme yang digunakan untuk penerimaan dan perhitungan transmisi berbeda secara signifikan. RADAR Radar bukanlah penemuan oleh seorang pria lajang, tetapi merupakan hasil dari pengembangan berkelanjutan dari teknologi radio oleh beberapa individu dari banyak negara. Namun, Inggris adalah yang pertama menggunakannya dalam bentuk yang kita lihat hari ini; yaitu, dalam Perang Dunia II ketika Luftwaffe mengerahkan serangan mereka terhadap Inggris, jaringan radar yang luas di sepanjang pantai digunakan untuk mendeteksi dan melawan serangan.. Transmitter sistem radar mengirimkan pulsa radio atau microwave ke udara, dan sebagian dari pulsa ini direfleksikan oleh objek. Gelombang radio yang dipantulkan ditangkap oleh penerima sistem radar. Durasi waktu dari transmisi ke penerimaan sinyal digunakan untuk menghitung rentang atau jarak, dan sudut gelombang yang dipantulkan memberikan ketinggian objek. Selain itu kecepatan objek dihitung menggunakan Efek Doppler. Sistem radar tipikal terdiri dari komponen-komponen berikut. Pemancar yang digunakan untuk menghasilkan pulsa radio dengan osilator seperti klystron atau magnetron dan modulator untuk mengontrol durasi pulsa. Panduan gelombang yang menghubungkan pemancar dan antena. Penerima untuk menangkap sinyal yang kembali, dan pada saat tugas pemancar dan penerima dilakukan oleh antena yang sama atau komponen, duplexer digunakan untuk beralih dari satu ke yang lain.. Radar memiliki beragam aplikasi. Semua sistem navigasi udara dan laut menggunakan radar untuk mendapatkan data penting yang diperlukan untuk menentukan rute yang aman. Pengontrol lalu lintas udara menggunakan radar untuk menemukan lokasi pesawat di wilayah udara terkontrol mereka. Militer menggunakannya dalam sistem pertahanan udara. Radar laut digunakan untuk menemukan kapal lain dan mendarat untuk menghindari tabrakan. Ahli meteorologi menggunakan radar untuk mendeteksi pola cuaca di atmosfer seperti angin topan, tornado, dan distribusi gas tertentu. Ahli geologi menggunakan radar penembus tanah varian khusus untuk memetakan bagian dalam bumi dan para astronom menggunakannya untuk menentukan permukaan dan geometri benda-benda astronomi terdekat.. LiDAR LiDAR adalah singkatan dari Light Detection SEBUAHnd Ranging. Ini adalah teknologi yang beroperasi di bawah prinsip yang sama; transmisi dan penerimaan sinyal laser untuk menentukan durasi waktu. Dengan durasi waktu dan kecepatan cahaya dalam medium, jarak yang akurat ke titik pengamatan dapat diambil. Dalam LiDAR, laser digunakan untuk menemukan kisaran. Karena itu, posisi yang tepat juga diketahui. Data ini, termasuk kisaran dapat digunakan untuk membuat topografi permukaan 3D hingga tingkat akurasi yang sangat tinggi. Empat komponen utama dari sistem LiDAR adalah LASER, Scanner dan Optik, Photodetector dan Receiver electronics, dan Position and Navigation systems. Dalam hal Laser, laser 600nm-1000nm digunakan untuk aplikasi komersial. Dalam kasus persyaratan presisi tinggi, laser yang lebih halus digunakan. Tetapi laser ini bisa berbahaya bagi mata; oleh karena itu, laser 1550nm digunakan dalam kasus seperti itu. Karena pemindaian 3D yang efisien, mereka digunakan dalam berbagai bidang di mana fitur permukaan penting. Mereka digunakan dalam Pertanian, Biologi, Arkeologi, Geomatika, geografi, geologi, geomorfologi, seismologi, kehutanan, penginderaan jauh, dan fisika atmosfer. Apa perbedaan antara RADAR dan LiDAR? • RADAR menggunakan gelombang radio sementara LiDAR menggunakan sinar cahaya, laser menjadi lebih tepat. • Ukuran dan posisi objek dapat diidentifikasi secara adil oleh RADAR, sementara LiDAR dapat memberikan pengukuran permukaan yang akurat. • RADAR menggunakan antena untuk transmisi dan penerimaan sinyal, sedangkan LiDAR menggunakan optik dan laser CCD untuk transmisi dan penerimaan.
ABSTRAK Lidar adalah salah satu teknik penginderaan jauh dengan menggunakan sensor aktif. Kelebihan dari sensor lidar yang dapat mencari celah terkecil diantara kanopi dan memantul dari mulai pucuk pohon, mahkota, sampai permukaan tanah merupakan terobosan bermanfaat untuk pemetaan struktur vertikal hutan, estimasi stok karbon dan merupakan kemampuan yang diperlukan di dalam manajemen kehutanan. Kata Kunci Lidar, Manajemen kehutanan, Stok karbon, Struktur vertikal. Figures - uploaded by Deden SyarifudinAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Deden SyarifudinContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 145 LiDAR PENGINDERAAN JAUH SENSOR AKTIF DAN APLIKASINYA DI BIDANG KEHUTANAN Oleh Irvan Sunandar 1, Deden Syarifudin 2 1 Magister Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, email irvan_san 2 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Bandung, email ABSTRAK Lidar adalah salah satu teknik penginderaan jauh dengan menggunakan sensor aktif. Kelebihan dari sensor lidar yang dapat mencari celah terkecil diantara kanopi dan memantul dari mulai pucuk pohon, mahkota, sampai permukaan tanah merupakan terobosan bermanfaat untuk pemetaan struktur vertikal hutan, estimasi stok karbon dan merupakan kemampuan yang diperlukan di dalam manajemen kehutanan. Kata Kunci Lidar, Manajemen kehutanan, Stok karbon, Struktur vertikal. I. PENDAHULUAN Mengelola hutan itu sangat sulit, terlebih menjaga kelestarian hutan membutuhkan energi lebih banyak. Sementara bukti-bukti terjadinya kerusakan hutan sudah sedemikian banyak, namun gambaran tentang kerusakannya masih tetap kabur karena data yang ada saling bertentangan, informasi yang tidak tepat, dan klaim serta bantahan yang saling bertentangan [FWI/GFW, 2001]. Oleh karena itu ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk melakukan penilaian yang obyektif terhadap situasi hutan Indonesia, dan digunakan sebagai basis informasi yang benar bagi setiap individu atau organisasi dalam upaya melakukan perubahan positif. Ragam metode telah dipakai untuk menghasilkan angka-angka terkait kondisi hutan kita, dari metode pengukuran langsung ground measurement sampai dengan metode penginderaan jauh / inderaja remote sensing. Perbedaan informasi kehutanan terjadi karena tingkat akurasi yang berbeda diantara metode dan alat yang digunakan. Kita membutuhkan alat yang lebih akurat untuk mendapat data yang handal. Makalah ini membahas Lidar sebagai salah satu teknologi lama yang diutilisasi sehingga memiliki akurasi tinggi untuk inventarisasi hutan sebagai salah satu aplikasinya. Lidar Light Detection And Ranging adalah bagian sistem inderaja yang GPS dan INS memungkinkan geometri Lidar terukur dengan teliti. Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 146 menggunakan sensor aktif menggunakan sumber energi-nya sendiri, bukan dari pantulan sinar matahari, dan bekerja dengan membandingkan karakteristik sinyal transmisi dan pantulannya selisih waktu rambat pulsa, panjang gelombang, dan sudut pantulan [Wehr, 1999]. II. TEORI Prinsip Kerja LiDAR Lidar menggunakan laser light amplification by stimulated emission of radiation yaitu instrumen yang mengaplikasikan arus listrik kuat pada material lasable yang menghasilkan energi radiasi berupa emisi cahaya yang kuat. Emisi cahaya yang dihasilkan membentuk gelombang koheren sehingga beda fasa tetap konstan walaupun terjadi interferensi. Dibantu dengan perkembangan teknologi INS Inertial Navigation System yang akurat di akhir tahun ’90-an 0,008o presisi, membuat lidar memiliki akurasi yang memadai untuk digunakan di bidang pemetaan. INS dapat menghitung kontrol presisi dan merekam perubahan posisi wahana pesawat roll, pitch, yaw. Untuk posisi horisontalnya ditambahkan GPS Global Positioning Systems yang memberikan posisi geografis dari pesawat dengan ketelitian tinggi 10 – 50 cm, on the fly [GIM International, 2007]. Material penghasil cahaya karena tumbukan proton, umumnya material ini berupa gas atau kristal carbon dioxide, helium-neon, argon, rubies, dsb. Gambar 1. beberapa instrumen terkait Lidar dan alur pengolahan data-nya [Lohan, 2010]. Untuk mengukur jarak dari sebuah pancaran radiasi gelombang elektromagnetik dipergunakan ukuran beda fasa antara gelombang transmisi dan pantul. Beda fasa dipergunakan terlebih dahulu untuk mengukur waktu tempuh TL time of travel dengan rumusan berikut [Lohan, 2010] Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 147 Dimana n adalah jumlah gelombang penuh, T adalah waktu ditempuh cahaya yang diperlukan untuk menempuh satu panjang gelombang dan φ adalah beda fasa. Nilai n yang tidak diketahui dihitung oleh alat modulasi. Maka R atau jarak dapat dihitung dengan rumus Tabel 1. Salah satu spesifikasi Lidar komersil tinggi terbang, panjang gelombang, akurasi hor. & ver., repetisi laser, orientasi posisi, lebar scan, dsb [Optech, 2011]. Lidar dapat merekam beragam sinyal pantulan dari beberapa layer permukaan, sinyal primer dipantulkan oleh permukaan paling atas, sedangkan sinyal kedua dan seterusnya dipantulkan dari beberapa lapis permukaan tanaman rendah atau semak, pagar dan sebagainya dan sinyal akhir adalah pantulan dari permukaan tanah. Karakteristik ini membuat lidar menjadi satu-satunya sensor yang dapat membeda-bedakan citra ke dalam multi layer [Campbell, 2007]. Gambar 2. full waveform model, seluruh sinyal pantulan direkam sesuai urutan kedatangan, multi return [Optech, 2011]. Kelebihan teknologi Lidar dibandingkan teknologi inderaja lainnya pada saat ini adalah 1. Ketelitian tinggi higher accuracy, vertikal 5-15 cm & Horizontal accuracy 30-50 cm; 2. Akuisisi & Pengolahan data lebih cepat, akuisisi 1000 km2 dalam 12 jam & pembuatan DEM 1000 km2 dalam 24 jam; 3. Mengurangi human error, sebagian besar proses berlangsung otomatis; 4. Tidak tergantung cuaca dan matahari, akuisisi dapat dilakukan siang dan malam; 5. Tembus kanopi, pulsa Lidar dapat mencari celah-celah kecil diantara kanopi sehingga permukaan tanah dapat diukur juga; 6. Densitas data sangat tinggi, Lidar dapat memancarkan 167,000 pulsa per detik, lebih dari 24 titik per m2; 7. Data 3D & multiple returns, dapat mengetahui struktur vertikal; 8. Tidak memerlukan GCP, hanya diperlukan base station untuk titik referensi, bermanfaat untuk dipakai di area yang sulit didatangi; 9. Informasi tambahan, energi pantul memiliki nilai amplitudo yang berbeda tergantung reflektan-nya dan Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 148 informasi ini berguna untuk proses klasifikasi; 10. Biaya, biaya satuan Lidar lebih mahal namun produk dengan yang dihasilkan berakurasi tinggi sehingga cost benefit-nya tinggi. III. APLIKASI LIDAR DI BIDANG KEHUTANAN a. Manajemen Kehutanan Intisari dari manajemen hutan adalah menjaga keseimbangan antara proteksi hutan dan produksi hutan [Ibrahim, 2010]. Proteksi hutan adalah upaya kita untuk menjaga kondisi iklim dan kondisi fisik suatu negara pada level kenyamanan yang tinggi, terjaganya cadangan air tanah dan kesuburan tanah, konservasi keberagaman biologi hutan, serta kelestarian lingkungan. Sedangkan produksi hutan adalah upaya pemenuhan kebutuhan bahan baku industri kayu olahan, tambang, perkebunan yang diambil dari hutan agar tetap berada di level yang masih bisa ditolerir reasonable dan tidak merusak hutan. Kegiatan logging adalah usaha produksi hutan yang paling banyak membawa dampak negatif, seperti kerusakan cagar alam, erosi dan hilangnya serapan air, dan regenerasi pohon yang sangat lama. Karena itu diperlukan perencanaan matang dalam proses penebangan pohon secara selektif yang dapat mengurangi dampak dari metode logging konvensional di hutan tropis tertuang dalam Standard for Reduced Impact Logging [TFF, 2007]. TFF Tropical Forest Foundation merupakan organisasi nirlaba yang mendorong pengelola hutan untuk melakukan proses logging yang memperhatikan kelangsungan hutan sustainable, dengan benefit dari TFF berupa sertifikasi RIL Reduced Impact Logging untuk tiap kayu yang diproduksi serta jasa penghubung dengan pasar internasional FML Forest Market Linking Program. Syarat partisipan program di atas adalah melakukan 1. Pemetaan pada skala operasional, ▪ Peta topografi yang memuat kontur 1 m; 2. Inventarisasi sebelum penebangan, ▪ Peta permukaan kanopi; ▪ Peta tinggi pohon, disertai identifikasi lokasi pohon dan ukuran tiap-tiap pohon; 3. Perencanaan penebangan, ▪ Peta aliran hidrologi, untuk desain aliran sungai atau cadangan air; ▪ Peta jalan logging, untuk mengestimasi kerusakan akibat pembukaan koridor jalan; 4. Penebangan selektif, labelisasi kayu tebangan; 5. Penutupan area logging setelah penebangan. Oleh karena itu manajemen hutan memerlukan peta 3 dimensi yang akurat, dan tentunya dapat dipenuhi dengan menggunakan teknologi Lidar. Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 149 Gambar 3. potongan melintang hutan dari data Lidar dapat mengetahui usia hutan, seleksi pohon siap tebang dan area terdegradasi b. Struktur Vertikal Pohon Lidar dapat dipakai untuk mengumpulkan data yang menggambarkan karakteristik struktur vegetasi. Sebagai contoh adalah sistem SLICER Scanning Lidar Imager of Canopies by Echo Recovery, merupakan aplikasi lidar altimetri untuk mendapatkan detil informasi struktur vertikal dari kanopi vegetasi merupakan informasi esensial untuk memahami fungsi dari ekosistem karena kondisi lapangan yang sulit maka tidak mudah melakukan inspeksi lapangan secara langsung [Blair, 1994 dan Mallet, 2008]. Instrumen SLICER menggunakan radiasi near infrared µm sampai 10 – 15 m. Sebagian radiasi direfleksikan oleh kanopi, dan sebagian lagi dapat mencapai tanah ground melewati gap antar pohon. Keseluruhan sinyal laser dipelajari untuk memperoleh gambaran distribusi vertikal dari pantulan laser bagian-bagian kanopi foliar dan woody dan refleksi dari tanah. Footprint yang lebih besar 5 – 15 m didesain untuk mengcakup secara simultan keseluruhan pantulan dari kanopi dan permukaan tanah, termasuk rekaman detil dari struktur mahkota pohon per individu-nya. Selisih perbedaan waktu antara sinyal inisial dan akhir menjadi basis hitungan untuk mengestimasi rata-rata tinggi pohon [Nelson, 1988]. Karena data lidar merekam karakteristik struktur dari hutan tinggi pohon, kerapatan mahkota, ukuran mahkota, dan lain-lain [Munakata, 2010 dan Peterson, 2005], maka lidar berpotensi untuk mengamati struktur 3 dimensi dari formasi vegetasi yang sangat sulit diperoleh menggunakan sensor lainnya. Sebagai contoh [Means, 2000 dan Lim, 2003] meneliti kemampuan lidar dengan percobaan airborne lidar dengan ukuran footprint m sampai m di daerah barat Oregon. Ia mendapatkan bukti bahwa Lidar efektif untuk mengestimasi area basal, tinggi, volume dan kerapatan kanopi. Berikut ini studi yang dilakukan Dong untuk memodelkan pohon dan bentuk mahkota-nya menggunakan data Lidar, dari model dapat diklasifikasikan struktur knopi menjadi cone, half ellipsoid, dan hemisphere [Dong, 2010]. Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 150 Gambar 4. a data Lidar dari profil melintang b geometri permukaan luar f2x, y & permukaan dalam f1x, y c zona luar & dalam arsir; kelas model kanopi [Dong, 2010] Titik acak dibuat di dalam lingkaran dengan radius r di dalam bidang xy, dan ketinggian z menggunakan rumusan berikut Dimana t adalah angka acak antara 0 dan 1, rumus ke-1 di atas digunakan untuk ring dengan arsir gambar. Rumus ke-2 untuk area di atas f1x, y dan di bawah f2x, y. c. Pengukuran Stok Karbon Secara umum peningkatan konsentrasi gas rumah kaca termasuk diantaranya karbon dioksida CO2 akibat aktifitas manusia selalu dikaitkan sebagai faktor penyebab perubahan iklim dan dampak yang berasosiasi pada kesehatan, ketersediaan pangan, dan degradasi lingkungan hidup [Mendelsohn, 1999]. Kepedulian terhadap masalah global yang di induksi oleh peningkatan level CO2 di atmosfer, telah mengalihkan pusat perhatian kita pada peranan hutan sebagai media penyimpanan karbon dunia. Hutan memainkan peranan penting di dalam rantai hidup karbon global carbon cycle karena hutan menyimpan sebagian besar karbon yang dihasilkan aktifitas manusia di dalam biomasa tanaman dan juga dalam tanah [Falkowski, 2000]. Hutan Indonesia merupakan 40% luas areal hutan diseluruh Asia Tenggara, dan Sekitar 40 persen dari luas hutan pada tahun 1950 ini telah ditebang dalam waktu 50 tahun berikutnya. Jika dibulatkan, tutupan hutan di Indonesia turun dari 162 juta ha menjadi 98 juta ha [FWI/GFW, 2001]. Kebijakan di dalam mengurangi emisi karbon akibat deforestasi di hutan-hutan tropis membuka jalur insentif ekonomi dari negara-negara industri bagi negara-negara berkembang, salah satu-nya adalam program REDD Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries. Konsep REDD adalah mendorong negara berkembang untuk memelihara hutan tropis-nya dari deforestasi atau upaya reduksi emisi karbon dibawah batas ambang peningkatan stok karbon berdasarkan referensi lampau dan proyeksi ke depan [CIFOR, 2008]. Negara yang telah berhasil menunjukkan penurunan emisi karbon dapat menjual stok karbon yang mereka miliki di carbon market kepada negara industri yang berminat membeli untuk mengurangi kewajiban mereka meringankan akibat polusi industri. Walaupun polusi industri adalah dosa yang tidak dapat dihapuskan melalui model barter Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 151 stok karbon, namun setidaknya solusi bersama ini dapat meringankan beban bumi kita dalam menyangga siklus karbon. REDD Indonesia telah mencatat keberhasilan di dalam menurunkan tingkat deforestisasi dari per tahun menjadi hal ini akan berlangsung lama dengan catatan dipakai teknik monitoring hutan yang akurat, transparan, realistik, dan objektif [Behrendt, 2011]. Hanya sedikit saja diantara teknologi yang mampu mengumpulkan parameter hutan dengan akurat dan waktu yang singkat. Langkah kebijakan mengurangi emisi karbon selanjutnya membutuhkan dukungan sains dalam implementasinya. Tantangan sains diantaranya adalah menentukan angka emisi, diperlukan pengetahuan berapa luas area hutan yang dibuka dan berapa cadangan karbon yang tersimpan di pohon-pohon tersebut. Teknologi yang ada berkisar dari pengukuran biomasa langsung melalui survei lingkar dada pohon, inventarisasi dengan sensor optik fotogrametri, citra satelit, radar sensor, dan laser sensor. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri [Gibbs, 2007]. Cara langsung menghitung jumlah karbon yang tersimpan di hutan adalah dengan menebang pohon sebagai sampel, kemudian dikeringkan dan ditimbang biomasa-nya. Nilai karbon yang tersimpan adalah setengah dari bobot biomasa kering [Hese, 2005]. Walaupun metode ini sangat akurat namun pelaksanaannya membutuhkan ratusan pohon sampel, sangat destruktif, memakan waktu banyak dan tidak efesien untuk area yang luas level nasional. Studi lainnya mencoba menggunakan sensor optik untuk menghitung stok karbon. Pendekatannya dengan mengukur konversi lahan hutan tropis menjadi jenis lahan terbuka misalnya pertanian, permukiman deforestasi yang memicu pelepasan CO2 ke atmosfer karena hilangnya biomasa tanaman, respirasi tanah atau terjadi pengurangan uptake CO2 oleh tanaman. Hubungan antara perubahan lahan dan penurunan stok karbon disebutkan di dalam studi kasus pengamatan hutan di gunung Papandayan, Indonesia antara tahun 1994 sampai dengan 2001 oleh Pusat Penelitian Ekologi dan Biosistematik, ITB. Telah terjadi perubahan lahan hutan gunung Papandayan sebesar ha menjadi lahan pertanian yang mengakibatkan penurunan stok karbon sebesar mg atau sebesar 30% dari kondisi tahun 1994 = mg [Sulistyawati, 2006]. Studi ini masih menyisakan ketidakpastian karena seiring dengan waktu terjadi peningkatan stok karbon di atas permukaan tanah yang tidak terdeteksi sensor optik pasif yang hanya menerima pantulan kanopi serta kapasitasnya hanya citra 2 dimensi. Teknik lain dengan menggunakan Lidar, sensor aktif mengirimkan pulsa cahaya laser dan mengukur selisih waktu sinyal pantul untuk menghitung langsung tinggi pohon dan struktur vertikal-nya. Cahaya mencapai kanopi dan permukaan tanah, kemudian direfleksikan kembali menuju sensor. Kemudian stok karbon diestimasi dengan menerapkan hubungan alometrik antara tinggi dari Lidar dan data cadangan karbon dari sampel lapangan [Omasa, 2003 dan Hirata, 2009]. Gambar 4. puncak tertinggi tiap pohon dari DCHM Digital Canopy Height Model [Omasa, 2003]. Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 152 Gambar 5. Total Stok Karbon Dari Setiap Pohon, Area Poligon Menunjukkan Cakupan Kanopi Setiap Pohon [Omasa, 2003]. IV. SIMPULAN DAN TREND KE DEPAN Lidar berpotensi untuk mendukung beberapa kegiatan kehutanan, mulai dari inventarisasi pohon, mengukur struktur vertikal pohon dan mengestimasi stok karbon yang ada di hutan. Kemampuan pencitraan 3 dimensi merupakan kelebihan tersendiri dari Lidar, beragam model dengan mudah dapat dibuat untuk memahami ekosistem hutan berdasarkan data x, y, z dari Lidar. Untuk pengumpulan data dengan cakupan area hutan yang lebih luas serta teknik yang lebih ekonomis diperlukan sistem lidar yang menggunakan wahana satelit. Trend ke depan ini sudah dirintis oleh beberapa negara terutama Amerika melalui program DESDynI oleh NASA, hanya saja sangat disayangkan rencana ini dibatalkan oleh Presiden Obama [The Intel Hub, 2011], kita berharap di masa mendatang program tersebut bisa diwujudkan. V. DAFTAR PUSTAKA Behrendt, R., Jain, A. 2011. Airborne Laser Technology LiDAR Lights Up Forestry Mapping in Indonesia. V1 Magazine. Blair, J. B, Coyle, J. L, 1994. Optimization of an Airborne Laser Altimeter for Remote Sensing of Vegetation and Tree Canopies. Campbell, J. B. 2007. Introduction to Remote Sensing. New York The Guildford Press. CIFOR. 2008. Monitoring forest emissions A review of methods. Bogor, Indonesia Center for International Forestry Research. Dong, P. 2010. Sensitivity of LiDAR-derived three-dimensional shape signatures for individual tree crowns a simulation study. International Journal of Remote Sensing. Falkowski, P., dkk. 2000. The Global Carbon Cycle A Test of Our Knowledge of Earth as a System. Science Magazine. FWI/GFW. 2001. Keadaan Hutan Indonesia. Bogor, Indonesia Forest Watch Indonesia dan Washington Global Forest Watch Gibbs, H. K., Sandra, B., Niles, J. O., Foley, J. A. 2007. Monitoring and Estimating Tropical Carbon Stocks making REDD a Reality. Environmental Research Letter IOP Publishing. GIM International. 2007. Product Survey Airborne LiDAR Sensors. Hese, S., dkk. 2005. Global Biomass Mapping for An Inproved Understanding of the CO2 balance. Remote Sensing Environment. Hirata, Y. 2004. The effects of footprint size and sampling density of airborne laser scanning to extract individual trees in mountainous terrain. International Archives of Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Hirata, Y., Furuya, N., Suzuki, M., Yamamoto, H. 2008. Estimation of stand attributes in Cryptomeria japonicaand Chamaecyparis obtusa stands from single tree detection using small-footprint airborne LiDAR data. Journal of Forest Planning. Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 153 Hirata, Y., Furuya, N., Suzuki, M., Yamamoto, H. 2009. Airborne laser scanning in forest management individual tree identification and laser pulse penetration in a stand with different levels of thinning. Forest Ecology and Management Ibrahim, S. 2009. Forest Management and Fragmentation in Tropical Forest. Selangor Forest Research Institute Malaysia. Lim, K., dkk. 2003. LiDAR Remote Sensing of Forest Structure. Progress in Physical Geography. Lohan, B. 2010. Airborne Altimetric LiDAR Principle, Data collection, processing and Applications. India IIT Kanpur, Departemen of Civil Engineering. Mallet, C., Bretar, F. 2008. Full-Waveform Topographic Lidar State of The Art. Journal of Photogrammetry & Remote Sensing. Means, J. E, dkk. 2000. Predicting Forest Stand Characteristics with Airborne Scanning Lidar. Photogrammetric Engineering & Remote Sensing. Measures, R, M. 1984. Laser Remote Sensing Fundamentals And Applications. John Wiley & Sons. Mendelsohn, R., Ariel, D. 1999. Climate Change, Agriculture, and Developing Countries Does Adaption Matter?. The World Bank Research. Munakata, K., dkk. 2010. Practical Application For Estimating The Crown Density of Conifers Using Lidar Data. International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Science. Nelson, R. , 1988. Using Airborne Lasers to Estimate Forest Canopy and Stand Characteristics. Journal of Forestry. Omasa, K, dkk. 2003. Accurate Estimation of Forest Carbon Stocks by 3-D Remote Sensing of Individual Trees. Environmental Science Technology. Peterson, B., dkk. 2005. Use of LiDAR for Forestry Inventory and Forest Management Application. Proceedings of the Seventh Annual Forest Inventory and Analysis Symposium. Sulistyawati, E., dkk. 2006. Estimation of Carbon Stock at Landscape Level using Remote Sensing a Case Study in Mount Papandayan. Indonesia Environmental Technology and Management Conference. TFF. 2007. Standard for Reduced Impact Logging. USA Tropical Forest Foundation. Watershed Sciences, Inc. 2010. LiDAR Classification and Vegetation Analysis. Wehr, A., Lohr, U. 1999. Airborne Laser Scanning – An Introduction And Overview. Journal of Photogrammetry & Remote Sensing. Zimble, D, A., dkk. 2003. Characterizing Vertical Forest Structure Using Small-footprint Airborne LiDAR. Remote Sensing of Environment. Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN 2355-6110 154 ... Seperti contoh yang terjadi pada pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-633 tujuan Jakarta -Bengkulu yang menabrak tiang bendera pada hari rabu tanggal 7 November 2018 yang lalu [7]. Selanjutnya ada Pesawat Lion Air Boieng-737 900 ER dengan nomor penerbangan JT-358 yang mana bersenggolan di parkiran dengan pesawat jenis yang sama dengan nomor penerbangan JT-796 pada Februari 2011 di bandara Soekarno-Hatta [8]. Banyak orang yang berspekulasi tentang penyebab dari kecelakaan tersebut yang mana jika di simpulkan hal tersebut tidak akan lari dari penjelasan tentang System Eror atau Human Eror. ...Denny DermawanPaulus SetiawanAgus BasukestiRiski Nur MuhammadThe growth of air transportation and technological developments is getting faster every year. This causes airport services to exceed the ability to provide facilities to meet growth adequately. In this case, it cannot be denied that there are always undesirable things that happen unexpectedly such as airplane accidents which are not only always in the air when flying, there are also many cases of plane accidents at the ground whether it's at the landing or parking process. Therefore, a Visual Docking Guidance System VDGS tool was designed using the TF Mini LiDAR sensor and programmed for the aircraft parking system at the airport to identify and guide pilots to find the right position when parking. This tool is able to give guidance information on the aircraft position. A >>> sign, the plane must move to the right and the // \\ sign as an indicator the aircraft is in the middle position of parking stand. The results showed that the Visual Docking Guidance System VDGS using the LiDAR sensor with a distance specification of 10m is a fairly good level of accuracy and the error obtained from testing the distance measurement tool and actual distance has an error of 0-0,7368% with an average error of Persamaan 2 adalah persamaan untuk mencari jarak berdasarkan nilai TL yang sudah di ketahui. Dimana c adalah kecepatan cahaya pada medium antara lidar dan benda yang akan di ukur jaraknya [4]. ...... Once the ToF value is determined, the distance D can be calculated. Equation 2 is a formula for calculating the distance based on known ToF, where C is the value of the light speed in the air [9]. ...Fardiansyah Nur AzizMasduki ZakarijahPerkembangan digitalisasi saat ini begitu pesat. Adanya digitalisasi menyebabkan proses pengukuran jarak dapat dilakukan tanpa menyentuh objek yang diukur. Salah satu komponen untuk pengukuran jarak yang banyak tersedia di pasaran adalah sensor light detection and ranging LiDAR. Beberapa penelitian sebelumnya terkait penerapan sensor LiDAR sudah dilakukan, seperti untuk robot automated guided vehicle AGV, quadcopter, dan pemetaan vegetasi tropis. Penelitian-penelitian sebelumnya berfokus pada penerapan sensor LiDAR dan belum menguji secara detail akurasi beserta karakteristiknya. Terdapat kemungkinan bahwa kinerja dari komponen kurang sesuai dengan spesifikasi data teknis yang dituliskan. Makalah ini menyajikan hasil pengujian kinerja sensor LiDAR jenis TF-Mini LiDAR untuk pengukuran jarak. Pengujian sensor TF-Mini LiDAR ini menggunakan metode eksperimen. Kinerja sensor dilihat berdasarkan pembacaan jarak maksimal, tingkat akurasi, pengaruh warna objek, kemiringan, dan jenis material objek yang dibaca. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kinerja sensor TF-Mini LiDAR memiliki tingkat akurasi 3,17% pada rentang 0,3 m sampai 6 m serta 3,27% pada rentang 6 m sampai 12 m dengan jarak pembacaan maksimal hingga 10 m. Warna biru dan bahan besi merupakan warna serta bahan terbaik yang dapat dibaca oleh sensor, dengan rata-rata error masing-masing sebesar 2,78% dan 3,22%. Hasil pembacaan jarak pada objek datar dengan kemiringan 10° sampai 80° kuadran 1 akan melebihi jarak sebenarnya seiring dengan bertambahnya sudut kemiringan objek dengan rata-rata error yang dihasilkan sebesar 7%. Untuk objek datar dengan kemiringan 100° sampai 170° kuadran 2 diperoleh rata-rata error sebesar 2,75%. Selain itu, makin besar sudut kemiringan objek, makin akurat pembacaan jaraknya. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat diketahui bahwa sensor TF-Mini LiDAR dapat membaca jarak dengan lebih akurat ketika objek yang terdeteksi berada pada rentang jarak 0,5 m sampai 10 m dengan warna dan bahan objek yang tidak menyerap cahaya. Selain itu, posisi objek yang terdeteksi dalam keadaan lurus.... Citra yang berasal dari sensor multispectral Landsat TM dan SPOT dan Hyperspectral dapat memberikan informasi mengenai jenis batuan bumi. Selain Landsat dan SPOT yang terbaik saat ini dalam deteksi fisik spatial saat ini adalah LiDAR Light Detection and Ranging menggunakan laser light amplification by stimulated emission of radiation yaitu instrumen yang mengaplikasikan arus listrik kuat pada material lasabl dengan deteksi aktif Sunandar & Syarifudin, 2018. ...Aris RositaDeasy AryantoFitria NoorainyDwiyana PermadiGerakan tanah seringkali menimbulkan bencana pada daerah permukiman dan bahkan menimbulkan korban jiwa. Gerakan tanah sering terjadi pada daerah dengan gugus vulkano muda seperti di daerah Jawa Barat terutama di Wilayah Ciamis pada kelerengan yang curam. Kesiapsiagaan ini tentunya harus di siapkan secara menyeluruh bergantung pada kerentanan kejadian gerakan tanah dan juga waktu terjadinya bencana yang pada umumnya terjadi pada musim hujan setelah masa kering yang ekstrim melebihi seratus hari. Tulisan ini mencoba membahas sisi kebijakan dan akademik yang perlu disiapkan dalam menghadapi bencana pada BNPB Kabupaten Ciamis dari berbagai kejadian gerakan tanah yang terjadi daerah Nasol Kabupaten Ciamis. Melalui studi penelusuran dokumen dan kepustakaan sebagai metoda yang digunakan dalam membahas konsep dan strategi penanganan bencana gerakan tanah ini, kami memaparkan hal penting yang perlu dicermati dalam kebijakan pemerintah Kabupaten Ciamis. hasil yang diperoleh adalah secara empirik gerakan tanah di daerah Nasol menunjukan kerusakan yang tinggi pada daerah permukiman, kelerengan dan sangat membahayakan permukiman menempati di kelerengan lebih rendah. Keadaan ini harus terinformasikan dengan baik kepada masyarakat dan arahan mitigasi bencana yang diperlukan dalam penanganannya. Disisi lain adalah konsep BNPB harus dapat menentukan prioritas dari semua kejadian bencana di Kabupaten Ciamis adalah gerakan tanah merupakan ancaman terdepan pada saat pergantian has not been able to resolve any references for this publication.
HELLLOOO! LOOH. Looh. looh. If you have ever heard an echo, you’ll be familiar with the basic principle behind three similar technologies radar, sonar and lidar. An echo is the reflection of sound waves off of some distant object. If you shout in a canyon, the sound waves travel through the air, bounce off the rocky walls and then come back to you. Sonar SO-nahr is the most similar to this scenario. This technology also relies on sound waves to detect objects. However, sonar is typically used underwater. This sonar image shows the entrance to Portsmouth Harbor, Lower areas are in blue, higher areas in red. NOAA/NOS/Office of Coast Survey Medical technicians also may use sound waves to peer inside the human body which is mostly water. Here, the technology is known as ultrasound. When bats, dolphins and other animals use sonar naturally, usually to find prey, it’s called echolocation EK-oh-lo-CAY-shun. These animals send out a series of short sound pulses. Then they listen for the echoes to determine what’s in their environment. Radar and lidar LY-dahr rely on echoes, too. Only they don’t use sound waves. Instead, these two technologies use radio waves or light waves, respectively. Both are examples of electromagnetic radiation. Scientists made up the words radar, sonar and lidar. Each reflects a technology’s usefulness Radar radio detection and ranging Sonar sound navigation and ranging Lidar light detection and ranging Detection or navigation refers to locating objects. Depending on the technology, these objects may be underwater, in the air, on or below the ground, or even in space. Radar, sonar and lidar can determine an object’s distance, or range. For that measurement, time plays an important role. This radar image shows a December 19, 2009, snowstorm blue, green and yellow as it approaches the Mid-Atlantic region. NOAA/National Weather Service Lidar, radar and sonar systems all include timing devices. Their clocks record the length of time needed for a wave to travel to an object and back. The farther the distance, the longer it takes for an echo to return. Radar, sonar and lidar also can reveal information about an object’s shape, size, material and direction. Air traffic controllers use radar to spot aircraft in the sky. Police use it to detect speeders. Navies use sonar to map the ocean bottom — or to look for enemy submarines. And lidar helps read the lay of the land or features on Earth’s surface. Lidar’s laser pulses can penetrate forest cover to record the shape of the ground below. That makes this technology especially valuable for mapping.
LiDAR, Radar, and Sonar are the modern remote sensing techniques used by various professionals to collect and analyze data. The main difference between these technologies is they use different mediums to send signals to and from the objects and then analyze the time taken to measure the distance between the transmitter and the objects. Radar transmits radio waves, LiDAR emits light pulses and Sonar utilizes sound are more of the differences between the three remote sensing Remote Sensing1. Uses laser beamsLiDAR technology uses light pulses or laser beams to determine the distance between the sensor and the object. The laser travels to the object and is reflected back to the source and the time taken for the laser to be reflected back is then used to calculate the Measures precise distance measurementsBecause of the nature of the laser pulses, LiDAR is mostly used to measure the exact distances of an object. The laser pulses travel at the speed of light which increases the accuracy of the Measures atmospheric densities and atmospheric currentsLiDAR technology can be used to measure atmospheric densities of various components such as aerosols and other atmospheric gases. This is because the pulses are more accurate and have a shorter wavelength that can be used to acquire accurate Used in obtaining 3D images with high resolutionLiDAR technology is capable of creating high-resolution images of an object at any surface and this is why it is popularly used in mapping and other topographical uses. Based on the speed of the laser pulses from LiDAR sensors, the data is returned fast and with accurate It is adversely affected by smoke, rain, and fogUnlike RADAR technology, LiDAR pulses are adversely affected by atmospheric weather conditions such as dense fogs, smoke, and even rain. The light pulses will be distorted during flight and this will affect the accuracy of the data It has a higher measurement accuracyUnlike RADAR, LiDAR data has a higher accuracy of measurement because of its speed and short wavelength. Also, LiDAR targets specific objects which contributes to the accuracy of the data LiDAR is cheaper when used in different applicationsLiDAR technology is cheaper when used in large-scale applications. This is because it is fast and saves a lot of time and it is also not very labor-intensive unlike other methods of data Data can be collected quicklyBecause of its speed and accuracy of the laser pulses from LiDAR sensors, the data can be collected fast and with utmost accuracy. This is why LiDAR sensors are used in high capacity and data-intensive It does not have geometric distortionsLiDAR sensors are highly accurate and are therefore not affected by geometric distortions. The data collected will be precise and accurate and will map the exact location of the object in the It can be integrated with other data sourcesLiDAR data can easily be integrated with other data sources such as GPS and used in mapping and calculation of distances. This can also be applied in forest mapping and other remote sensing Remote Sensing1. Uses Electromagnetic wavesRADAR technology uses electromagnetic waves or radio signals to determine the distance and angle of inclination of objects on the It can operate in cloudy weather conditions and during the nightUnlike LiDAR, RADAR technology is not affected by adverse weather conditions such as clouds, rainfall, or It has a longer operating distanceRADAR technology has a longer operating distance although it takes a longer time to return data regarding the distance of the Cannot detect smaller objectsIt does not allow the detection of smaller objects due to longer wavelengths. This means that data regarding very tiny objects on the surface may be distorted or No 3D replica of the objectIt cannot provide an exact 3D image of the object due to the longer wavelength. This means that the image will be a representation of the object but not an exact replica of the object’s Determines distance from objects and their angular positionsApart from the distance from an object, RADAR technology can also provide the angular positions of objects from the surface, a characteristic that cannot be measured by RADAR measures estimated distance measurementsRADAR technology does not give the exact accurate measurements of distance and other characteristics of the object because of the Radar beam can incorporate many targetsA RADAR beam can have several targets at the same time and return data on several objects at the same time. However, this may exclude smaller objects within the target Radar may not distinguish multiple targets that are close togetherRADAR technology cannot distinguish multiple targets within a surface that are closely entangled together. The data may therefore not be RADAR takes more time to lock on an objectRADAR, unlike LiDAR pulses, travels at a slower speed which means more time is needed to lock onto an object and return data regarding the Remote Sensing1. Uses sound wavesSonar stands for Sound Navigation and ranging. It transmits sound waves that are then returned in form of echoes which are used to analyze various qualities or attributes of the target or Used to detect underwater objectsSonar is mainly used to detect underwater objects because the sound waves can penetrate the water depths to the bottom of the It is affected by variations in sound speedSound travels slowly in freshwater than in seawater. This means that the variations in the speed of sound may affect the return echoes which may also have an impact on the data or attribute of the Mostly used to find actual sea depthBecause of its unique capabilities of penetrating seawater, sonar is mainly used to calculate the depth of the sea because it is fast and Is not affected by surface factorsThe sound waves are not affected by the calmness or the roughness of the water surface. They can penetrate even tides and still get the necessary data It has adverse effects on marine lifeSound waves from sonar have adverse effects on marine life such as whales that also depend on sound Sonar generates a lot of noiseThe sound waves from the transmitters usually generate a lot of noise that also have an effect on the marine life that live deep Passive sonar does not require a transmitter and a receiverUnlike active sonar that transmits with the help of a transmitter and also relies on a receiver, passive sonar does not transmit. It listens without transmitting9. ScatteringActive sonar may lead to scattering from small objects as well as the sea bottom and surface which may cause Causes decompression sicknessSONAR may cause decompression sickness that may be fatal.
perbedaan lidar dan radar